Mencari Di Dalam Gelap

Lanjut tentang menjawab bagaimana caranya mengetahui tujuan hidup kita. Sebelum itu saya tidak akan bosan mengingatkan bahwa kamu yang menyimak ini boleh tidak setuju dengan saya.

Seperti yang sudah saya bicarakan pada tulisan sebelumnya, dimana saya percaya tujuan hidup merupakan bluprint dari diri kita. So, mencarinya itu ya di dalam diri kita bukan di luar.

Sebelum melangkah lebih jauh, ada fondasi awal yang perlu kita kenali dan kuatkan terlebih dulu sebelum memulai semuanya yaitu mengenal diri sendiri.

Benar, kuncinya adalah mengenal diri sendiri. Bagaimana mungkin kita menyadari tujuan hidup kita jika kita tidak mengenal diri kita sendiri?

Tentang seperti apa aku, apa yang kusukai, bagaimana aku merespon dan bereaksi pada sesuatu, atau ketakutan dan luka (termasuk trauma) apa saja yang aku miliki?

Hanya dengan mengenal diri sendiri maka kita akan mampu memperkuat kesadaran dalam perjalanan menemukan dan menjalani mimpi atau tujuan hidup kita ke depannya. Dengan begitu kita tidak mudah goyah ketika menemukan sesuatu dalam perjalanan berproses.

Hanya mengenal diri sendiri? Ya benar! Terdengar mudah bukan?

Meskipun kenyataannya tidak banyak orang yang benar-benar mengenal dirinya sendiri. Sebagian orang lebih memilih atau terlalu sibuk memperhatikan dan menilai orang lain ketimbang melihat dan memperhatikan dirinya sendiri. Rata-rata fokus ke luar dirinya bukan ke dalam diri.

Untuk menjelaskan hal itu saya lebih senang menggunakan analogi kupas bawang. Anggaplah manusia memiliki diri yang tampak berlapis-lapis seperti bawang. Semakin dikupas, semakin tajam baunya, semakin menyengat bahkan membuat orang bisa sampai mengeluarkan air mata. Menghadapi keadaan tadi orang seringkali memilih untuk mengurungkan niatnya. Padahal jika diteruskan ia akan menemukan umbi bawang tersebut yang putih dan bersih di lapisan terdalam.

Apa yang kita sebut mimpi atau tujuan hidup adanya di dalam. Mau tak mau kita harus mencarinya ke dalam diri kita sendiri. Bukan malah mencari ke luar melalui pencarian/persetujuan dari orang lain di sekitar kita.

Perjalanan ke dalam diri memang jadi tantangan sendiri. Seperti menjelajah di tempat yang asing bagi kita. Apa saja bisa terjadi. Ada kemungkinan juga kita menemukan hal yang tidak kita harapkan di sana.

Menemukan hal yang kita sangkal atau sembunyikan rapat-rapat. Melihat bayangan gelap diri sendiri (shadow self), berupa semua luka, trauma, keyakinan tentang bagaimana orang lain melihat kita, juga bentuk ketakutan dan keraguan yang kita miliki. Harus saya akui bahwa hal tersebut tidak menyenangkan untuk dilihat dan disadari.

Tapi itulah yang membuat kita akhirnya sadar bagaimana sebenarnya diri kita. Mengenal baik sisi terang dan juga sisi gelapnya, dengan mencoba merangkul itu semua maka kita akan mendapatkan kekuatan dan harta tersembunyi yang tidak pernah kita lihat dan sadari sebelumnya.

Di sanalah kita akan temukan apa yang kita cari. Passion, mimpi, cita-cita, dan tujuan hidup kita yang sebenarnya. Ya, yang sebenarnya bukan lagi keinginan orang lain yang ikut masuk mempengaruhi mengikuti standar “baik-pantas-wajar” yang berlaku.

Jadi tolong pikirkan baik-baik jika kamu ingin meneruskannya. Saya tidak menjamin perjalananmu akan mulus. Satu hal yang saya alami ketika sudah menyadari sesuatu dari diri kita akan sulit kita berpaling, mengabaikan, bahkan lari menjauhi hal itu.

Jika kamu ingin berhenti inilah saatnya, tidak ada paksaan sama sekali. Namun, jika kamu ingin lanjut ingat 2 kata kunci sebelumnya berani dan tidak berhenti. Mari kita lanjutkan perjalanan nya.

Bagikan :

Digital Marketer, Mind Consultant & Therapist, dan Part-Time Coder.

2 pemikiran pada “Mencari Di Dalam Gelap”

Tinggalkan komentar