Mengenal dan Belajar Menerima Sisi Gelap Diri

Di tulisan mencari di dalam gelap sudah sempat saya sebutkan bahwa manusia memiliki sisi gelap dalam dirinya. Ini wajar kok, setiap orang memiliki sisi gelap masing-masing.

Sebelum kita bahas lebih lanjut, saya ingatkan pada kamu yang menyimak ini bahwa kamu boleh tidak setuju dengan saya.

Bila ada yang berkata ingin merubah sesuatu dalam hidupnya mau tak mau sisi gelap ini yang harus kita kenali dan pelajari hingga bisa menerimanya sebagian bagian dari diri kita.

Sisi gelap diri inilah salah satu alasan paling besar kenapa saat datang ke training, seminar, atau saat sedang coaching seseorang berkata lantang ingin berubah, tapi setelah pulang ke rumah ia mengurungkan niat melakukan perubahan.

Sebelumnya saya pernah menjelaskan dengan analogi kupas bawang. Sewaktu saya menjelaskan dengan analogi kupas bawang, sisi gelap inilah yang punya bau menyengat, yang membuat banyak orang mengurungkan niat untuk menelusuri ke dalam dirinya.

Memang benar saat mencari di dalam gelap kita mungkin menemukan sesuatu yang tidak kita harapkan ada. Tapi perlu dipahami lagi bahwa sisi gelap ini bukanlah aib, sisi gelap diri ini adalah tempat menyimpan pengalaman-pengalaman dan rasa yang tidak kita ingin alami tapi kita sudah alami dalam hidup.

Beberapa Bentuk Umum Dari Sisi Gelap Diri

Luka

Luka ini diartikan sebagai luka emosi bukan luka fisik.

Banyak pengalaman kecil sekalipun selama kita hidup dapat membuat kita terluka.

Contoh pengalaman yang bisa menyebabkan luka :

  • Waktu kecil mungkin kamu tidak diajak main oleh temanmu itu bisa membuatmu terluka.
  • Kita dikhianati bisa menyebabkan luka.
  • Diejek, diperlakukan tidak adil, sering dimarahi bisa membuat luka.
  • Bahkan kecewa yang diakibatkan ekpektasi kita sendiri bisa membuat kita terluka.

Trauma

Trauma ini secara definisi KBBI berarti luka berat. Ya, lebih berat dari sekedar luka emosi biasa.

Trauma berkaitan erat dengan peristiwa atau pengalaman yang dilalui seseorang yang bersifat psikis hingga memberikan dampak yang negatif pada dirinya untuk sekarang dan masa depan.

Trauma ini banyak jenis contohnya :

  • Trauma Pengobatan
  • Trauma Duka Cita / Kehilangan
  • Trauma Bencana Alam
  • Trauma Menjadi Anak yang Diabaikan
  • Complex Trauma
  • Trauma menjalin hubungan
  • Trauma bulliying
  • Trauma akibat pelecehan seksual
  • Trauma atas kesepian
  • Trauma kekerasan
  • dan masih banyak lagi.

Jika dilihat dari penyebabnya trauma juga memiliki penyebab yang sama dengan luka emosi tadi. Hanya dengan intensitas luka emosi yang berat.

Limiting Belief

Limiting Belief adalah keyakinan yang membatasi diri kamu. Tentang limiting belief ini menarik, karena banyak hal yang ingin kamu lakukan dan ingin kamu miliki bahkan tidak akan pernah kamu lakukan dan tidak akan pernah kamu miliki ketika kamu punya Limiting Belief.

Contohnya banyak orang yang tanpa sadar memiliki keyakinan bahwa uang adalah sumber dari kejahatan, orang yang memiliki keyakinan seperti ini biasanya akan cenderung membuang uang tidak jelas. Biasanya kondisi finansialnya juga pas-pasan atau malah kurang. Karena ketika dia punya uang maka bawah sadarnya akan meninstruksikan dirinya agar mengeluarkan uang itu karena uang adalah sumber kejahatan.

Contoh lainnya ketika kamu memiliki keyakinan bahwa kamu tidak pandai di matematika, diri kamu akan enggan belajar matematika karena merasa percuma kamu tidak akan bisa.

Limiting belief, bisa berasal dari perkatan orang yang berulang, pemaknaan diri yang tidak tepat, ajaran / didikan keluarga, agama, dan nilai yang berlaku dimasyarakat.

Makanya sampai ada kutipan:

Your reality is a reflection of your strongest belief

Repetitive Old Patterns

Manusia itu pada dasarnya hebat dalam berkomitmen. Buktinya kita bisa komitmen untuk mempertahankan pola berulang dari aktivitas-aktivitas atau perilaku yang kita lakukan. Yaitu sering kita sebut sebagai kebiasaan.

Mengubah kebiasaan ini juga tidaklah mudah, karena berarti harus menghapuskan komitmen yang sudah kita jaga sebelumnya.

Bahkan ketika pola itu sudah terbukti membuat seseorang menderita tapi tetap saja ia akan lakukan.

Contohnya adalah lari dari masalah. Seseorang yang terbiasa lari menghindari masalah, ia akan punya kecenderungan terus lari dari masalah. Meski ia sebenarnya tahu bahwa lari dari masalah itu tidak menyelesaikan apapun hanya malah menambah besar masalah atau penyesalan.

Ketakutan atau Kekhawatiran Berlebih

Banyak orang mempunyai ketakutan atau kekhawatiran berlebih tapi seringkali menyangkal tidak mau mengakui dan menerimanya. Seperti yang saya bilang sebelumnya, takut atau khawatir itu wajar karena kita manusia. Namun jika sudah berlebihan berarti ada yang salah.

Masih banyak bentuk lainnya seperti dendam, inferiority complex, superiority complex hasil dari kompetisi, dan lain sebagainya.

Tak Perlu Lari Lagi, Sudah Waktunya Menerima

Saya perlu ingatkan lagi, sisi gelap diri ini adalah hal normal yang kita alami dan miliki sebagai manusia. Setiap orang punya.

Lari atau cari distraksi memang opsi yang terkesan menyenangkan, tapi tidak menyelesaikan apapun. Saya yakin kamu juga tahu tentang hal itu. Pun kita tidak bisa melupakan hal itu, kita tidak bisa lupa kecuali kita mengalami amnesia permanen.

Kita tak perlu cari distraksi atau cari pelarian untuk terus menghindarinya. Sisi gelap itu bukan aib, tapi bagian dari kita juga yang menunggu untuk dibuka, diterima, dan disembuhkan.

Melihat Sisi Gelap Apa Adanya

Terus aku harus gimana? Apa yang harus aku lakukan?

Untuk sekarang yang perlu kamu lakukan adalah lihat sisi gelap itu apa adanya. Ia bukan aib, tidak jelek, dan tidak juga memalukan. Itu juga bagian dari dirimu yang hadir dan ikut membentuk diri kita saat ini.

Jika kamu merasa itu luka, trauma, atau bentuk lainnya yang menyakitkan, peluklah sisi itu sambil katakan bahwa ia baik-baik saja bersamamu saat ini. Buat sisi itu merasa aman, ajak sisi itu untuk berjalan beriringan, dan perlahan sembuhkan luka tersebut bersama-sama dirimu.

Jika kita tidak pernah mau melihatnya, mengakuinya, dan menerimanya, sisi gelap dirimu malah akan semakin gelap, ia akan semakin terluka. Bahkan ia bisa menarikmu semakin dalam bersamanya tanpa kamu sadari.

Catatlah kira-kira bentuk sisi gelap apa saja yang ada pada dirimu agar lebih mudah kamu kenali dan sadari bahwa itu ada. Akui dan terima bentuk-bentuk sisi gelap itu sebagai bagian dirimu. Akan ada waktunya kita bahas bagaimana cara memperbaiki dan menyembuhkannya.

Untuk sekarang saya akan mengajarkan satu teknik sederhana yang mudah dilakukan jika ada riak dan berontak dari sisi gelapmu karena merasa kesakitan. Dengan mempelajari ini kamu bisa menjaga keberanian untuk melanjutkan perjalanannya dan tidak lantas mengurungkan niat karena rasa sakit tersebut.

Teknik Membantu Menerima Sisi Gelap Diri

Kamu bisa duduk santai dan rilekskan seluruh otot-otot badanmu. Setelah itu pejamkan mata dan taruh satu tanganmu di dada. Atur nafasmu, bernafaslah dengan pelan, tenang, dan santai. Jika sudah dirasa tenang katakan pada dirimu “I’m Sorry, Please Forgive Me, Thank You, I Love You”. Katakan kata-kata tadi secara pelan dan benar-benar kamu resapi makna dari setiap katanya, lakukan berulang kali sampai kamu merasa baikan.

Lakukan teknik ini setiap ada gejolak, riak, rasa sakit, takut lanjut, khawatir, dan lainnya yang bersumber dari sisi gelapmu.

Lama-lama kamu akan terbiasa dan lebih mudah menerima mereka sebagai bagian dirimu yang ada dan butuh disembuhkan.

Deni Heriyana

Mind Consultant & Therapist, Life Coach, Founder sekaligus penulis di 101mind.com, dan Part-Time Coder.

Tinggalkan komentar